Perjalanan kulit dan jiwa
Kisah Golden Standard anti penuaan dini: Retinol
Ahad, 15 Juni 2025
Karlina Amir Tahir
Dosen Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
Kita berada di dunia yang gemerlap oleh standar kecantikan dan algoritma media sosial, retinol menjadi salah satu nama yang paling sering terdengar. Sebagai zat aktif turunan vitamin A, retinol digadang-gadang sebagai senjata utama untuk melawan kerutan, mengurangi hiperpigmentasi, mempercepat regenerasi kulit, hingga memperlambat tanda-tanda penuaan.
Merujuk dari buku Skin Aging Handbook: an integrated approach to biochemistry and product development oleh Nava Dayan tahun 2008 bahwa Vitamin A, Retinol telah dikenal luas karena perannya dalam diferensiasi sel kulit, perbaikan penampilan kulit, serta kemampuannya dalam menghaluskan garis-garis halus dan kerutan. Dalam dunia kosmetik, retinol kerap disebut sebagai vitamin anti-penuaan, dan dianggap sebagai standar emas (golden standard) diantara bahan aktif lainnya. Vitamin A telah diaplikasikan dalam berbagai bentuk sediaan kosmetik, dengan bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya terhadap aspek biologi dan biokimia kulit. Sebagai senyawa antioksidan, vitamin A berperan dalam mendukung metabolisme sel yang optimal pada jaringan kulit. Selain itu, vitamin ini esensial untuk fungsi fisiologis sel epitel yang sehat. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa vitamin A mampu merangsang aktivitas metabolik secara menyeluruh, dengan meningkatkan sintesis kolagen dan glikosaminoglikan (GAG), baik melalui uji in vivo maupun in vitro, yang secara signifikan bermanfaat pada kondisi kulit kering dan kasar. Vitamin A juga memengaruhi produksi faktor pertumbuhan manusia yang berperan dalam stimulasi proliferasi sel serta proses regenerasi jaringan. Oleh karena itu, vitamin ini dipandang sebagai agen pelindung epidermis, dengan mekanisme kerja langsung dalam menjaga integritas jaringan epitel serta memberikan perlindungan fisik terhadap masuknya agen infeksius. Aktivitas farmakologisnya telah terbukti efektif pada aplikasi topikal dengan konsentrasi serendah 200 unit internasional per mililiter. Perlu dicatat bahwa retinol berbeda dengan asam retinoat serta turunannya, seperti trans-retinoic acid atau retinoic acid (Retin A). Meskipun retinol dan asam retinoat memiliki kesamaan struktur kimia, keduanya menunjukkan perbedaan yang signifikan secara fungsional. Retinol dan bentuk lain dari vitamin A—seperti retinal dan retinil palmitat—menunjukkan efek yang lebih ringan terhadap kulit. Senyawa-senyawa ini harus terlebih dahulu mengalami konversi enzimatik di dalam kulit menjadi metabolit aktif, yaitu asam retinoat, agar dapat memberikan aktivitas biologisnya secara optimal.
Bagi banyak orang, retinol bukan sekadar bahan kosmetik. Ia adalah harapan: untuk tampak lebih muda, lebih segar, lebih percaya diri. Tapi di balik segala manfaatnya, muncul pertanyaan yang lebih esensial:
Apakah cukup hanya dengan bahan aktif? Apakah merawat kulit hanya soal permukaan luar?
Kulit adalah organ pertama yang menyapa dunia, dan mungkin yang pertama pula mencatat jejak kehidupan. Ia menyimpan kenangan tentang cahaya matahari, polusi kota, waktu yang kurang tidur, air mata yang tertahan. Ia berubah seiring usia, memudar, melipat, dan kadang menunjukkan lebih dari sekadar usia: ia mengisyaratkan isi jiwa.
Kulit adalah saksi perjalanan usia. Seiring waktu, ia mengalami perubahan: mulai dari berkurangnya elastisitas, munculnya kerutan, flek hitam, hingga kekeringan. Inilah yang disebut penuaan kulit, suatu proses alami yang tak bisa dihentikan, tetapi bisa diperlambat dan dikelola.
Namun, di era modern ini, banyak orang mengalami penuaan dini, kulit menua lebih cepat dari usianya. Garis halus, kerutan, dan bintik hitam muncul bahkan sejak usia 20–30-an. Mengapa bisa terjadi?
Penuaan dini disebabkan oleh faktor internal (genetik, metabolisme) dan eksternal (gaya hidup dan lingkungan), diantaranya:
Paparan sinar UV berlebih
Polusi dan radikal bebas
Merokok dan konsumsi alkohol
Kurang tidur dan stres kronis
Kurangnya asupan nutrisi, khususnya yang mengandung antioksidan
Penggunaan kosmetik yang tidak aman
Penuaan dini, yang kini menjadi kegelisahan banyak orang, sering kali bukan sekadar akibat usia. Ia bisa menjadi alarm batin, dari tubuh yang lelah, pikiran yang kalut, hati yang kurang bersyukur. Ia berbicara pelan, tapi pasti: bahwa ada keseimbangan hidup yang mungkin tergeser.
Maka, perjalanan kulit yang sehat, sejatinya bukan hanya perjalanan estetika. Tapi juga perjalanan spiritual dan emosional.
Islam memuliakan kebersihan, kerapian, dan perawatan diri. Rasulullah ﷺ dikenal sangat menjaga penampilan, wangi, bersih, rapi. Bahkan, beliau mengajarkan agar seseorang mencintai dirinya sebagaimana ia mencintai saudaranya. Maka, merawat kulit adalah bagian dari adab dan syukur.
"Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan." (HR. Muslim)
Tapi Islam juga mengingatkan: jangan tertipu oleh kulit yang halus jika hati masih kusam. Jangan berlebihan pada tubuh, tapi lalai pada ruh.
Retinol mungkin bisa menyamarkan garis-garis usia, tapi hanya ridha yang bisa menyamarkan kerutan dalam jiwa. Retinol adalah bentuk usaha. Ridha adalah bentuk penerimaan. Retinol merawat luar. Ridha menyehatkan dalam. Keduanya jika seimbang akan membuat manusia tampil bukan hanya menarik di mata manusia, tapi juga tenang di hadapan Tuhan.
Penuaan adalah proses yang Allah tetapkan. Firman Allah:
“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa”
(QS. Ar-Rum: 54)
Maka ketika kulit mulai kehilangan elastisitasnya, bukan berarti kita kehilangan nilai. Justru di situlah kita diuji: apakah kita akan sibuk mengeluh, atau belajar menerima? Apakah kita hanya mengejar produk anti-aging, atau mulai mengisi usia dengan makna yang menua bersama kita?
Kulit yang paling indah bukan yang sempurna, putih, atau tanpa cela. Tapi yang dirawat karena cinta, disyukuri sebagai amanah, dan dijaga dengan seimbang. Dan jiwa yang paling bersinar bukan yang muda tanpa garis, tapi yang penuh makna, bersahaja, dan ridha dengan perjalanan hidupnya.
Penanganan penuaan dini kini sangat maju. Mulai dari skincare berbasis retinoid, antioksidan, peptide, hingga tindakan seperti microneedling, laser, botox, dan filler. Namun, perawatan alami bisa menjadi pilihan untuk memperlambat proses penuaan dini :
Menggunakan tabir surya setiap hari
Mengonsumsi buah dan sayur kaya antioksidan
Rutin mencuci wajah dan menjaga kelembapan kulit
Hindari begadang dan kelola stres
yang tak kalah penting adalah konsistensi dan niat merawat diri sebagai bentuk tanggung jawab atas tubuh yang Allah titipkan.